Senin, April 28, 2008

WIMAX Alternatif Solusi Komunikasi Pedesaan

WiMax mungkin tidak hanya cocok sebagai solusi komunikasi data pita lebar untuk Metropolitan Area Network (MAN), namun juga sebagai alternatif untuk komunikasi pedesaan. Daya jangkau dan kapasitas mengirimkan data yang besar adalah kekuatan WiMax dibandingkan teknologi sebelumnya. WiMAX mampu mengirimkan data hingga 75 megabit per detik (Mbps) untuk setiap base station (BTS) dengan jari-jari sel berukuran 2 hingga 10 kilometer.

Meskipun belum dirilis secara komersial di pasaran, teknologi WiMax terus melakukan uji coba di berbagai tempat dan berbagai aplikasi. Meskipun sempat tertunda masalah birokrasi, salah satu produk Pre-Wimax telah dipakai untuk melayani komunikasi data di Aceh pasca gempa bumi. Dari 3 BTS yang terpasang di sana telah menghubungkan 29 titik akses untuk keperluan pendidikan, media, komunikasi, dan pertukaran data dan informasi.

Baru-baru ini Intel Corporation, perusahaan pengembang utama WiMax mengumumkan program Asian Broadband Campaign, sebuah program kerjasama regional yang bertujuan mempercepat penggunaan pitalebar nirkabel di negara-negara Asia Tenggara. Intel menyediakan teknologi, perangkat dan solusi komunikasi pita lebar nirkabel ini untuk pemerintah, operator telekomunikasi, kantor-kantor layanan umum pendidikan, kesehatan, dan pertanian.

Percobaan-percobaan ini bisa memudahkan komunikasi di berbagai sektor dan lokasi untuk membantu negara-negara tersebut memenuhi United Nations Millenium Development Goals (MDG). "Negara-negara berkembang di Asia Tenggara telah berkomitmen pada PBB untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar utama, dan berbagai pengembangan di tahun 2015," kata Sean Maloney, Executive Vice President, Mobility Group, Intel Corporation. Menurutnya, WiMAX bisa menjadi pondasi yang membantu mereka mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Program tersebut juga sejalan dengan visi d-ASEAN (Digital ASEAN) Intel bahwa desa-desa, provinsi-provinsi, kota-kota dan negara-negara yang saling terhubung sehingga memunculkan sebuah wilayah terintegrasi yang kuat seperti China dan India. Persiapan dan percobaan pengunaan WiMAX telah dilakukan di Amerika Utara dan Eropa. Percobaan implementasi di Malaysia, Thailand dan Filipina akan dirasakan hasilnya di akhir tahun 2005. Sedangkan di Indonesia dan Vietnam diharapkan dimulai tahun 2006.

Sejak akhir 2004, Intel telah bergerak dengan banyak tahap-tahap konsultatif dengan Pemerintah dan penyedia-penyedia layanan. Termasuk ke dalam hal ini adalah workshop-workshop kebijakan spektrum, pemodelan wilayah kota-desa, dan percobaan penggunaan.
Percobaan di ASEAN

Di Thailand, percobaan-percobaan WiMAX sedang dilakukan di komunitas-komunitas Khorat, Chiang Mai dan Roi Et. Percobaan-percobaan ini secara spesifik akan menguji layanan dan aplikasi untuk mendukung komunikasi di wilayah-wilayah pinggiran kota, layanan kesehatan, pendidikan, inkubasi UKM, integrasi jaring persediaan pertanian dan layanan-layanan pelanggan lain seperti Voice over IP (VoIP). Percobaan-percobaan ini juga akan dikaji ulang oleh organisasi-organisasi bantuan internasional dengan tujuan menjadikannya sebuah cetak biru yang mungkin bisa digunakan di Negara-negara ASEAN.

Percobaan WiMAX saat ini juga sedang dilakukan di penghubung administratif pemerintah Malaysia, Putrajaya. Baru-baru ini, percobaan dilakukan di Kepala Batas, di mana komunitas-komunitas praktisi medis, pelajar-pelajar dan guru-guru di lokasi-lokasi terpencil yang berbeda menguji kemampuan WiMAX di sektor-sektor kesehatan dan pendidikan, termasuk kehidupan sehari-hari mereka.

Di Filipina, tujuan pemerintahnya untuk meningkatkan penggunaan teknologi PC di kantor-kantor pemerintah dan membangun infrastruktur digital di seluruh negara tersebut, akan dilanjutkan dengan penggunaan teknologi-teknologi pitalebar nirkabel termasuk WiMAX di seluruh sektor-sektor penting Filipina sebelum akhir tahun 2005.

Percobaan-percobaan ini adalah bagian dari 100 percobaan WiMax yang sedang berlangsung di seluruh dunia sekarang. Keinginan-keinginan pemerintah dan operator dalam menggunakan WiMAX adalah bukti jelas bahwa teknologi ini benar-benar ada dan pengguna-pengguna akhirnya akan mendapatkan manfaat dari layanan-layanan pitalebar nirkabel.

Akankah WiMax segera diadopsi di Indonesia? Jika uji coba Pre-Wimax di Aceh sempat tertunda karena birokrasi, seharusnya strategi dan aplikasi adopsi teknologi WiMax standar disiapkan jauh-jauh hari agar benar-benar tepat sasaran. Apalagi jika hendak dipakai dalam program Universal Service Obligation (USO) untuk melayani komunikasi di pedesaan dan daerah terpencil. (KOMPAS)

Selasa, April 08, 2008

Macam - Macam HandOff Pada CDMA

1. Soft HandOff : Pengalihan layanan dari satu sektor ke sektor lain dalam satu cell. Arah down-link sama dengan soft handoff sedang arah uplink proses seleksi terjadi diBTS, Selama proses handoff MS terhubung ke dua atau tiga BTS

2. Hard HandOff : CDMA to CDMA handoff melibatkan dua carrier ( bisa berbeda operator) sering disebut D to D handOff

Repeater CDMA

Pada awalnya, CDMA muncul dari teknologi militer Amerika Serikat dan dikhususkan pada standar IS-95. Beberapa paten pada jaringan-jaringan yang ada sekarang yang berbasis pada teknologi CDMA ini dimiliki oleh Qualcomm Inc, sehingga para pembuat peralatan harus membayar royalti kepadanya. Meskipun begitu, Asia lebih awal menggunakan CDMA dan beberapa perusahaan di negara Asia menginvestasikan penghasilannya bagi perkembangan teknologi tersebut, sekaligus mendaftarkan hak-hak paten yang ada .

Pada akhir dasawarsa 1980 an, pemerintah Korea mendorong industri telekomunikasi dalam negerinya untuk menggunakan teknologi digital tunggal menggantikan keberadaan sistem analog. Pusat riset dan pengembangan nasional, ETRI, bersama-sama dengan perusahaan telekomunikasi dalam negeri yang unggul menyadari bahwa pabrik-pabrik di luar negeri menekuni teknologi GSM, yang teknologinya relatif lebih maju. Sementara teknologi CDMA yang merupakan teknologi baru, memulai fase pengembangan komersialnya.
Bulan Januari 1991, handset CDMA pertama telah dikirim ke operator jaringan lokal, STI. Sejak itu, jumlah pelanggan meningkat lebih dari 4 juta. Dengan pengalaman ini, Korea Selatan juga telah menjadi pemasok untuk pasar-pasar luar negeri lainnya, melayani seluruh komponen-komponen utamanya meliputi mobile switching center, sistem-sistem penerima di base station, dan repeater CDMA.

Repeater CDMA adalah sebuah alat untuk perpanjangan sinyal ( coverage ) dari base station untuk diteruskan kembali ke daerah daerah yang tidak tercover sinyalnya. Sebagai contoh di daerah pergunungan yang daerahnya banyak obstacle (tidak los), terowongan, lembah, maka repeater adalah solusi yang terbaik.
Repeater itu sendiri banyak type diantaranya ; jenis RF , IF , MW dan Optic. Dari semua jenis ini dipergunakan tergantung dari kebutuhan. Sebelum kita menentukan dari type repeater maka yang akan kita pakai, maka pertama – tama adalah kita melakukan survey terlebih dahulu. Setelah kita survey maka bisa ditentukan type mana yang akan kita pakai.

Teori Dasar dan Perkembangan DS-CDMA

Pendahuluan

DS-CDMA adalah salah satu teknik akses spread spectrum yang mempunyaikelebihan kebal terhadap interferensi dan jamming. Teknologi inipertama kali digunakan pada militer dan kemudian dikembangkan ke komunikasiluar angkasa. Pada tahun 1995, CDMA mulai digunakan secara komersial terutamasesudah diperkenalkannya standard IS-95 pada tahun 1992 oleh QUALQOMM.Sistim ini rencana akan digunakan oleh Komselindo [1]. Tulisan ini membahasteori dasar CDMA, kelebihan serta kemungkinan masa depannya.

Prinsip Dasar Spread Spectrum

Spread spectrum adalah teknik memancarkan sinyal pada pita frekuensiyang jauh lebih lebar dari pita frekuensi yang dibutuhkan pada transmisistandard (misal; TDMA, FDMA). Sebagai contoh adalah CDMA IS-95 menggunakanlebar pita frekuensi 1.25 MHz, sedangkan AMPS hanya 30 kHz untuk menyalurkansinyal suara. Proses pelebaran pita frekuensi ini disebut dengan spreading.Terdapat 2 teknik utama dalam spread spectrum yaitu frequencyhopping dan DS-CDMA (yang lebih dikenal sebagai CDMA saja diperlihatkanpada gambar 1.
Frequency hoping diperoleh dengan merubah-rubah frekuensi pembawaberdasarkan waktu dengan pola yang mendekati acak, pseudo random.Sedangkan CDMA diperoleh dengan memodulasi sinyal informasi dengan spreadingsequence yang dikenal sebagai pseudo noise (PN) sinyal digitalyang menjadikan sinyal informasi berpita lebar dan berbentuk seperti derau (noise).a. Frequency hoping b. CDMA Gambar 1. Bentuk spektrum sinyalFrequency Hoping dan CDMA.

Teori dasar CDMA

Setiap kanal/pengguna (user) pada CDMA menggunakan waktu danfrekuensi secara bersamaan. Untuk membedakan setiap kanal/pengguna makadigunakan kode yang unik yang juga digunakan untuk melebarkan sinyal. Kodeini disebut Pseudo Random Noise (PN Code) yang merupakan deretandata berkecepatan tinggi yang berharga polar (-1 & +1) ataunon polar (0 & 1). Proses dasar spreading dan despreadingdiperlihatkan gambar 2.
a. Proses spreading b. Proses despreading,kemudian sinyal termodulasi ini dikalikan dengan PN-Code yang berbeda yaituC1(t) dan C2(t). Dengan dikalikannyad(t) dengan C(t) maka pita frekuensi yang diperlukan akanmenjadi lebih lebar.
Pada penerima, sinyal yang datang akan dikalikan dengan PN-Code yangsama yang melalui proses EXNOR. Dengan asumsi PN Code yang diterima danyang dibangkitkan di penerima adalah sama (tidak ada delay) makahasil perkalian kedua PN-Code, C1(t)C1(t),ini adalah 1 yang berarti menghilangkan PN-Code (perangkat yang melakukanproses ini disebut correlator). Sinyal ini kemudian dilewatkan padaband pass filter yang akan menghilangkan hasil perkalian PN-Codekanal tersebut dengan PN-Code kanal yang lain.

PN Code

PN-Code yang mempunyai satuan chips, merupakan sinyal pemerlebarsinyal informasi dan digunakan untuk membedakan antara kanal/pengguna satudengan yang lainnya. Pemilihan PN-Code harus dilakukan dengan hati-hatidengan memperhatikan beberapa kriteria [2,3] sbb:
a. Mudah diterapkanb. Mempunyai 2 level (-1 & 1) atau (0 & 1)c. Mempunyai autocorrelation yang tajam untuk memungkinkan sinkronisasikode.d. Mempunyai beda jumlah '0' dan '1' hanya satu (one zero balance)untuk memperoleh spectrum density yang bagus.e. Harga cross correlation yang rendah. Dengan semakin rendah hargacross correlation maka jumlah kanal dalam satu pita frekuensi semakintinggi.
Secara umum, PN-Codes dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis [4]; yaitulinear dan non-linear. Kode linear dibangkitkan denganmengkombinasikan keluaran feedback shift register dalam fungsi yangtetap yang biasanya bermudulo 2. Sedangkan kode non-linear diperolehdengan melakukan feedback shift register sebagai fungsi waktu.
Untuk sistim dengan kecepatan informasi yang sama dapat digunakan kodeGOLD dan MAKSIMAL, tetapi untuk multirate telah diperkenalkan olehViterbi [5] 'low rate orthogonal convolutional' untuk menghasilkancross correlation yang rendah.

Processing Gain

Processing gain pada spread spectrum adalah parameterutama yang merupakan ukuran kebagusan sistim (figure of merit) yangdapat dihitung bila lebar pita frekuensi yang digunakan (spread bandwidth),BWrf, dan kecepatan informasi Rb diketahui. Processinggain.
Processing gain ini dikenal juga sebagai spreading factoryang akan menentukan jumlah kanal/pengguna yang dapat ditanggani pada sebuahsistim. Sebagai contoh adalah IS-95, yang mempunyai pita frekuensi 1.25MHz dengan chip rate 1.288 MHz, maka dengan kecepatan data 9600bps maka diperoleh processing gain sebesar 21 dB (134 kali).
Untuk menghitung kapasitas sistim CDMA satu sel, diasumsikan sistimyang digunakan adalah star dimana base station berkomunikasidengan semua kanal/pengguna dan setiap kanal/pengguna akan menempati seluruhalokasi spektrum frekuensi yang sama. Perbandingan sinyal dan derau kanal/penggunanomor satu pada penerima di BS diperlihatkan oleh persamaan 2 dimana Sadalah daya yang diterima dan adalah white noise gaussian serta N adalah jumlah terminal/kanal.

Masalah Near Far

Dari persamaan 2 diatas terlihat bahwa kualitas sistim tergantung padadaya yang diterima dari kanal/pengguna lainnya. Apabila setiap penggunamempunyai daya pancar yang sama, maka pengguna yang lokasinya berdekatandengan penerima BS akan mendominasi daya derau. Maka, S/N pengguna yanglokasinya jauh dari BS dapat menjadi sangat jelek dan terputus hubungannya.Hal ini akan menjadi lebih jelek lagi mengingat path loss (karakteristikpropagasi) pada daerah urban [6] dapat berbanding terbalik dengan jarakdipangkatkan 4 yang berakibat walau jarak antara 2 kanal/pengguna tidakterlalu jauh tapi redaman udaranya bisa terpaut jauh.
Power Control

Untuk mengatasi masalah near far ini, maka digunakan powercontrol pada perangkat pemancar yang mengatur daya pancar sedemikianrupa sehingga daya yang diterima penerima BS dari setiap kanal/penggunaadalah sama. Pada sistim IS-95, pengendalian daya pancar ini dilakukansetiap 1.25 ms dengan perubahan daya per satu dB.
Dengan asumsi bahwa power control yang digunakan sempurna makakita dapat beranggapan bahwa daya setiap kanal/pengguna yang diterima BSadalah sama, S=S1=S2=....=SN, maka persamaan2 diatas dapat ditulis menjadi: ...........(3)Bila S kita bagi dengan kecepatan informasi, Rb, dan derau dengan lebarpita frekuensi transmisi spread bandwidth, BWrf, makapersamaan diatas dapat menjadi: ........(4) Pada sebuah sistim yang mempunyai kanal/pengguna banyak, maka derau akandidominasi oleh kanal/pengguna lainnya (/S<<(N-1))dan derau white noise gaussian dapat diabaikan. Oleh karena itu jumlahkanal/pengguna pada suatu pita frekuensi dalam satu sel adalah sbb: .......(5) Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa kapasitas sistim berbandingterbalik dengan Eb/No yang dibutuhkan. Padasistim sel tunggal dengan pita selebar 1,25 MHz (IS-95) dengan kecepatandata informasi 9,6 kbps dan Eb/No adalah 6dB maka jumlah kanal CDMA adalah 32 kanal dan memberikan efisiensi frekuensisebesar 39 kHz/kanal. Sedangkan, AMPS yang mempunyai spasi dan efisiensifrekuensi 30 kHz/kanal akan dapat diperoleh 42 kanal, sehingga apa kelebihanCDMA?
Keuntungan Penerapan Sistim CDMA
Keuntungan utama sistim CDMA adalah pita frekuensi dapat digunakan padasetiap sel (frequency reuse) serta dapat dilakukan peningkatan kapasitassel dengan menggunakan VOX dan konsep sektorisasi antenna, seperti diterangkandibawah ini.
Frequency reuse factor (F)
Untuk sistim sel banyak (multi cell) dikenal adanya faktor penggunaanulang frekuensi, F, yang didefinisikan sebagai perbandingan antara totaldaya interferensi (yang berasal dari sel itu sendiri dan sel-sel tetangganya)dibagi dengan daya interferensi dari sel itu sendiri [7]. Qualqomm [8]melaporkan bahwa interferensi dari sel lain adalah sekitar 61% sehinggafaktor penggunaan ulang frekuensi adalah sekitar 1,6.
'Frequency reuse factor' ideal adalah 1 yang dapat terjadi apabilapemisahan antar sel cukup besar. Mengingat, F tergantung pada karakteristikpropagasi yang merupakan fungsi lingkungan, topografi dimana sistim iniditerapkan, maka F dapat berbeda untuk setiap lokasi.
Faktor Aktifitas Suara ( )
Mengingat kapasitas sistim CDMA dibatasi oleh daya interferensi makadapat disimpulkan bahwa bila suatu percakapan tidak selalu memancarkansinyal radio (saat kanal/pengguna tidak aktif akan mengurangi interferensi.Oleh karena itu, secara teori CDMA akan mempunyai kapasitas yang lebihbesar. Dari hasil pengukuran oleh Bell laboratories [7] diketahui bahwapengguna hanya aktif selama 35-40% dari waktu percakapan. Angka ini dikenalsebagai 'Voice Activation Factor', (lebih sering dikenal sebagai vox) dan bernilai sekitar 0,4. yang berartikanal yang memancar pada saat bersamaan hanyalah 0,4N atau dengankata lain kapasitas naik 2.5 kalinya.
Sektorisasi
Teknik lain untuk meningkatkan kapasitas sel adalah dengan melakukansektorisasi antena. Dua konfigurasi sektorisasi antenna telah dihitungyaitu 3 sektor dan 6 sektor oleh Gilhounsen [9]. Untuk 3 sektor sel akanmempunyai antena beamwidth 120 derajat. Sehingga, interferensi yang dilihatoleh antena tersebut kurang lebih 1/3 dari yang dilihat oleh antena omniyang kemudianakan kapasitas dasar sebsar 3 kalinya. Tetapi mengingat terdapatoverlapping cakupan antena untuk menjamin tidak adanya daerah yangkosong (tidak tercakup) maka peningkatan kapasitas karena sektorisasi G,menjadi 2,55.
Dengan kelebihan-kelebihan diatas maka kapasitas per sel pada sistimmulti cell CDMA pada suatu pita frekuensi diperlihatkan oleh persamaandibawah: ..........(6) .Dengan IS-95, bit rate 9,6 kbps, Eb/No=6 dB,dan bila sistim menggunakan F=1,6, =2,5, G= 2,55, maka dengan pita frekuensi hanya 1,25 MHz yang digunakanpada setiap sel akan memberikan efisiensi kurang lebih 9,54 KHz/kanal (131kanal/sel). Apabila menggunakan AMPS, maka 1,25 MHz hanya akan memberikan6 kanal/pengguna per sel.
Kelebihan utama sistim CDMA pada sistim mobile seluler.
Slain kelebihan diatas, maka Qualcomm [10] menyebutkan kelebihan lainyang diperoleh dari penerapan CDMA pada sistim komunikasi bergerak sbb:
1.Meningkatkan kualitas suara
2.Memperbaiki karakteristik cakupan yang dapat menurunkan jumlah sel.
3.Meningkatkan privacy dan security.
4.Menyederhanakan perencanaan sistim
5.Memerlukan daya pancar yang lebih rendah, sehingga waktu bicara ponseldapat lebih lama.
6.Mengurangi interferensi pada sistim lain
7.Mampu melakukan soft handoff mengingat semua sistim menggunakanfrekuensi yang sama.
8.Lebih tahan terhadap multipath.
9.Dapat dioperasikan bersamaan dengan teknologi lain (misal AMPS).
Keterangan kelebihan diatas dapat juga ditemui di Gematel on-line [11].

Kendala operasional
Setelah dioperasikannya kurang lebih 2 tahun di Korea, Hongkong danAmerika, maka Global Telephony [12] melaporkan bahwa kapasitas yang diklaimoleh Qualqom 10-20 kali kapasitas AMPS tidak terlalu tepat. Hal ini mengingatbahwa, secara operasional CDMA hanya memberikan kapasitas sebesar kuranglebih 6.5-18 kali AMPS tergantung pada lingkungan penerapan.
Disamping itu juga terdapat masalah optimasi cakupan karena cakupanCDMA dapat mengembang dan menciut. Gejala ini dikenal dengan istilah breathingyang diperlihatkan pada gambar 5. Pada kondisi normal dimana jumlah kanal/penggunasesuai dengan rancangan maka derau dari pengguna lain tidak terlalu banyak.,Tetapi, pada saat jumlah kanal/pengguna meningkat pada beberapa sel, makaderau dari kanal/pengguna juga akan meningkat sehingga power control akanmemerintahkan untuk menaikkan daya pancar untuk memperoleh Eb/Noyang diinginkan (lihat konsep power controll) Gambar 5. Perubahan besarnya sel karena peningkatan trafik.
Dengan meningkatkan daya derau dari kanal/pengguna lain, maka kanal/penggunayang lokasinya agak jauh dengan base station tentunya dapat kehabisan dayapancar (sudah maksimum) yang kemudian tidak bisa mempertahankan Eb/Nodan hubungan terputus. Akibat dari ini, secara sistim dapat dilihat sebagaimenciutnya cakupan suatu sel. Bila beberapa sel yang berdampingan menciutmaka daerah perbatasan antar sel tersebut menjadi tidak tercakup (blankspot).
Untuk mengatasi hal ini maka secara operasional Eb/Noyang digunakan pada perencanaan adalah 3 - 6 dB lebih tinggi dari Eb/Nominimum yang dipersyaratkan. Dengan adanya margin tambahan ini, kapasitaskanal/pengguna per sel akan menurun. Perhitungan margin akan semakin rumitapabila sel-nya kecil dan kanal/pengguna bergerak relatif cepat, sehinggamargin untuk setiap daerah dapat berbeda tergantung pada trafik, tingkatmobilitas pengguna serta kemacetan lalu lintas mengingat banyak terjadikomunikasi dilakukan pada saat lalu lintas macet.
Peluang CDMA sebagai Teknologi Wireless Generasi ke-3
Dengan kelebihan dan kekurangan diatas, CDMA masih mempunyai peluangyang sangat besar sebagai teknologi komunikasi bergerak generasi ke-3 dimasa depan [12]. Beberapa negara mempunyai keinginan mengembangan CDMAyang berbeda-beda, misalnya; Korea akan mengembangkan CDMA disesuaikandengan IMT 2000, Jepang (NTT) telah mengemukaan bahwa akan mengembangkanWide Band CDMA mengingat PHS tidak akan cocok sebagai wireless generasike-3.
Tetapi CDG (CDMA development Group) cenderung mengembangkan standardIS-95. Tetapi, Ericsson mengatakan bahwa mereka akan mengembangkan CDMAyang lebih baik dari IS-95. Selain beberapa vendor/negara diatas, Siemens[13] melihat bahwa dengan kelebihannya CDMA akan dapat digunakan untukmentransmisikan ATM (Asynchronous Transfer Mode) pada jaringan aksespelanggan (WLL).

Penutup

Dari keterangan diatas terlihat bahwa teknologi CDMA masih terus berkembangmenuju kematangan. CDMA juga merupakan teknologi yang cukup menjanjikanuntuk digunakan pada teknologi masa depan. Beberapa tantangan yang masihharus diselesaikan dalam sistim CDMA adalah kemungkinan penggunaan multirate(satu pita frekuensi digunakan oleh beberapa kecepatan data) serta masalahoptimasi network diatas.
Untuk penggunaan di Indonesia tentunya karakteristik propagasiperlu dikenal lebih baik untuk mendapatkan perencanaan network yang optimum.Hal ini mengingat kondisi geografis Indonesia yang relatif berbeda dengannegara asal CDMA. Disamping itu juga bahan bangunan gedung dan perumahanyang berbeda yang mungkin membuat perambatan gelombangnya berbeda.
Dengan teori dasar dan perkembangan teknologi CDMA pada tulisan ini,diharapkan semakin banyak pembaca yang mengenal CDMA sehingga penguasaanCDMA dapat ditingkatkan. Dengan internet memberikan bahan referensi yangcukup, maka penelitian & pengembangkan teknologi ini juga dapat diperluas..